Senin, 05 Juli 2010

Hikmah dari Peristiwa Sakratul Maut Rasulullah Muhammad SAW

M.Rizal Ismail, SE,MBA, CIFA (Bahan Khutbah)

بسم الله الرحمن الرحيم



Segala Puji hanya milik Dzat yang Maha Mulia, yang ditanganNya tergenggam nyawa-nyawa seluruh mahluk semesta alam.. Shalawat dan Salam kepada Baginda Rasulullah SAW, Kekasih Allah juga para ahlul bait dan para sahabat2 beliau yang kita sebagai ummatnya, saudara seIman mereka di masa sekarang ini belum pernah melihatnya tapi tetap merasakan kehadirannya dan senantiasa merindukan perjumpaan dengannya.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Detik-detik Rasulullah saw menjelang sakaratul maut

Ada sebuah kisah tentang totalitas cinta yang dicontohkan Allah lewat kehidupan Rasul-Nya.

Pagi itu, meski langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah, "Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya.
Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an. Barang siapa mencintai sunnahku, berarti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya. Ustman menghela napas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. syarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. "Rasulullah akan meninggalkan kita semua," desah hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia.

Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar. Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, kalau bisa. Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah
dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma
yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.
"Bolehkah saya masuk?" tanyanya.
Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah,
"Siapakah itu wahai anakku?"
"Tak tahulah aku ayah, sepertinya ia baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak dikenang.

"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah.
Fatimah pun menahan ledakan tangisnya.
Malaikat maut datang menghampiri, lalu Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai.

Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
"Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah? " tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu".

Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril.
Tapi itu ternyata tak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar kabar ini? " tanya Jibril lagi.
"Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah
berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas.Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Lirih Rasulullah mengaduh.
Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam
dan Jibril membuang muka.
"Jijikkah kau melihatku, hingga kaupalingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena sakit yang tak tertahankan lagi.
"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku". Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi.

Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera
mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, (peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah di antaramu.)"

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan diwajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii" - "Umatku, umatku, umatku"
Dan, pupuslah kembang hidup manusia mulia itu.

Kini, mampukah kita mencinta sepertinya..?
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wasalim 'alaihi.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

KHUTBAH TERAKHIR NABI MUHAMMAD SAW
(Khutbah ini disampaikan pada 9 Dzulhijjah 10 H dilembah Uranah,arafah).

Ya, saudara-saudaraku, perhatikan apa yang akan aku sampaikan, aku
tidak tahu apakah tahun depan aku masih berada diantara kalian.
Karenanya denganrkanlah baik2 apa yang kukatakan ini dan sampaikan kepada mereka yang tidak dapat hadir saat ini.

Ya, saudara-saudaraku, seperti kita ketahui, bulan ini hari ini dan kota ini adalah suci, karenanya pandanglah kehidupan dan milik setiap orangMuslim sebagai kepercayaan yang suci.

Kembalikanlah barang barang yang dipercayakan kepadamu kepada pemilik yang sebenarnya

Jangan kau lukai orang lain sebagaimana orang lain tidak melukaimu.

Ingatlah bahwa kamu akan bertemu dengan Allah SWT dan Dia akan memperhitungkan amalanmu dengan sebenar-benarnya.

Allah SWT telah merlarangmu memungut riba , karenanya mulai saat ini dan untuk seterusnya kewajiban membayar riba dihapuskan Waspadalah terhadap Syaitan , demi keselamatan Agamamu. Dia/Syetan telah kehilangan harapannya untuk membawa kalian pada kesesatan yang nyata, tapi waspadalah agar tidak terjebak pada tipuan halusnya.

Ya, saudara-saudaraku, adalah benar kamu mempunya hak tertentu terhadap istri-istrimu, tapi mereka juga mempunyai hak atas dirimu. Apabila mereka mematuhi hakmu maka mereka memperoleh haknya untuk mendapatkan makanan dan pakaian secara layak. Perlakukanlah istri-istrimu dengan baik dan bersikap manis terhadap mereka, karena mereka adalah pendampingmu dan penolongmu yang setia.

Dan adalah hakmu untuk melarang mereka berteman dengan orang-orang yang tidak kamu sukai, dan juga terlarang melakukan Perzinahan.

Ya, saudara-saudaraku, dengarkanlah baik-baik, SEMBAHLAH ALLAH, SHALAT lima waktu dalam sehari, laksanakan PUASA selama bulan Ramadhan, dan tunaikanlah ZAKAT, laksanakan IBADAH HAJI bila mampu Ketahuilah bahwa sesama Muslim adalah bersaudara, Kamu semua adalah sederajat.
Tidak ada perbedaan satu terhadap yang lain KECUALI KETAQWAAN DAN AMALAN SHALIH. Karena itu berhati-hatilah jangan menyimpang dari jalan kebenaram setelah kepergianku nanti.

Ya, saudara-saudaraku, tidak akan ada Nabi dan Rasul sesudahku dan tidak akan ada agama lain yang lahir.
Karenanya simaklah baik-baik ya Saudaraku, dan pahamilah kata-kata yang kusampaiakn kepadamu bahwa AKU MENINGGALKAN 2 PUSAKA, AL'QURAN DAN contoh-contohku sebagai AS-SUNNAH, DAN BILA KALIAN MENGIKUTINYA TIDAK MUNGKIN AKAN TERSESAT.

SIAPA YANG MENDENGARKAN PERKATAANKU INI WAJIB MENYAMPAIKANNYA KEPADA YANG LAIN DAN SETERUSNYA, dan mungkin yang terakhir memahami kata-kataku ini bisa lebih baik dari yang langsung mendengarkan. Demi Allah aku bersaksi, bahwa aku telah menyampaikan ajaran-Mu kepada umat-MU YA ALLAH

0 komentar:

Posting Komentar