Sabtu, 04 September 2010

Hati2 yahudi merebak di Indonesia

M Rizal Ismail SE MBA CIFA (Bahan Khutbah)

Pada tahun 1850-an, pengelana Yahudi, Jacob Saphir, adalah orang pertama yang menulis mengenai komunitas Yahudi di Hindia Belanda, setelah mengunjungi Batavia. Di Batavia, ia telah banyak berbicara dengan seorang Yahudi lokal, yang telah memberitahunya bahwa ada sekitar 20 keluarga Yahudi di kota itu dan beberapa di Semarang. Kebanyakan Yahudi yang hidup di Hindia Belanda pada abad ke-19 adalah Yahudi Belanda yang bekerja sebagai pedagang atau hal-hal yang berhubungan dengan rezim kolonial. Namun, beberapa anggota komunitas juga merupakan imigran dari Irak atau Aden.

Pada saat Perang Dunia, jumlah Yahudi di Hindia Belanda diperkirakan sekitar 2.000 jiwa. Yahudi Indonesia diasingkan ketika Pendudukan Jepang di Indonesia dan mereka dipaksa untuk bekerja di kamp. Setelah perang, Yahudi yang dilepas banyak menemui berbagai masalah, dan banyak yang beremigrasi ke Amerika Serikat, Australia atau Israel.

Pada akhir 1960-an, ia telah memperkirakan bahwa ada 20 000, Surabaya orang Yahudi yang tinggal di Jakarta dan lain-lain tinggal di Manado,xzurabaya,Medan, Bandung , Banda Aceh (sejak tsunami) dan kota2 besar lainnya Populasi

Populasi
Total Yahudi Indonesia menurut Kongres Yahudi Sedunia [2] aat ini diperkirakan berjumlah 20 000 orang. bagian mereka memang mmiliki jiwa naionali tanah air dimana mereka brada, tapi sebagian mereka juga sangat mendukung ide zionisme dan juga ewaktu2 dapat menjadi agen ganda untuki kepentingan negara irael dan negara2 barat

Asimilasi, duta kepentingan Yahudi dan perubahan populasi

Karakteristik sosial dan budaya yang sama dari Indonesia yang difasilitasi dana dan modal keuangan luar biasa, dukungan politik birokrat dan politisi yang berhasil di brain drain di negara2 barat, dan keberhasilan membudayakan seni dan gaya hidup sekuler dimasyrakat sosial.
Komunitas Yahudi Indonesia juga memberikan kontribusi untuk transformasi sekuler dan plularis dan peleburan nilai2 ilam kaffah menjadi islam labelis dan permisif dengan alasan modernis, Keberadaan yahudi ini memang spepertinya hanya berada dijalur ekonomi dan eni budayawalau bisa berubah zetiap waktu jika posisi tawar indonesia melemah di mata dunia. Yang perlu diwaspadai oleh rakyat Indonesia adalah mereka saat ini merupakan ujung tombak penyebaran budaya dan pemikiran pro barat dan yahudi di Indonesia ketika masa damai, namun jika kita berperang melawan negara israel atau salah satu negara barat, maka sebagian mereka secara cepat bisa berubah menjadi agen politik dan duta kepentingan negara lawan tersebut.

Perkawinan silang antar suku meningkat dari kira-kira 55% pada 1944 menjadi sekitar 90% - 99% pada tahun 2004. Pasangan kawin silang tersebut membesarkan anak-anak mereka dengan pendidikan agama setempat. Namun, jauh dari kebuadayaan keluarga kawin silang untuk membesarkan anak-anak mereka hanya dari budaya Indonesia saja.

Untuk identitas, isu-isu pemerintah tentang KTP (Kartu Tanda Penduduk). Setiap warga negara di atas usia 17 tahun harus membawa KTP. Terdaftar di kartu identitas merupakan seorang pemegang agama. Indonesia hanya mengakui enam agama: Islam, Protestan, Roma Katolik, Budha, Hindu dan Konghucu (dipaksa oleh gusdur ketika jadi presiden, walau melanggar UUD negara Indonesia). Agama Yahudi dan agama lain tidak diakui oleh pemerintah Indonesia.

Keturunan Yahudi Indonesia

Beberapa tokoh berdarah Yahudi Indonesia di antaranya adalah

Marini Sardi, artis
Yapto Suryosumarno, politikus; tokoh pemuda
Larasati Suryokumoro, pengusaha ternama
Nafa Urbach, artis
Cornelia Agatha, artis
Xaviera Hollander, penulis, bintang erotika, pengusaha
Ahmad Dhani, musisi dll

0 komentar:

Posting Komentar